No Pain, No Gain

Mungkin judul di atas bisa ngegambarin nyata bahwa semua pekerjaan itu (termasuk Loyering) susah dan pasti akan membuat lo terjatuh dulu, sebelum lo mulai terbiasa dan mungkin jadi ahli pada pekerjaan/bidang yang lo jalanin itu. Terus terang, mungkin sudah beribu2 kali gw kena semprot atau omel dari para mentor, senior associates atau partners, pada saat gw kerjain kerjaan yang mereka kasih ke gw. Ada yang memaklumi kesalahan itu terjadi karena gw masih pemula, tapi ada juga yang gamau tau kalo dia itu maunya gw udah harus mengerti dan bisa ngerjain semua kerjaan yang di kasih ke gw. Ya namanya juga manusia.. pasti ada yang nyebelin ataupun baik banget sama manusia lainnya.

Kalo gw sih sebetulnya cuma perlu dikasih waktu sedikit untuk belajar dan adaptasi, gw banyak-banyakin melakukan kesalahan di awal, baru sisanya gw akan tune in. Ga dehh, tetep aja kebelakang masih banyak yang salah hehehehe.

Di law firm tempat dimana gw bekerja sekarang, bisa dibilang salah satu dari top 5 big firm di Indonesia (orang2 bilangnya top tier atau apalah itu), atau gw mungkin bisa bilang yang terbaik, karena kalo gw liat pekerjaan dari law firm big firm lainnya ya begitu2 saja ya, awalnya gw menemukan kesulitan2 dan perlu adaptasi, tapi lama kelamaan, karena tempo pekerjaannya juga bisa dibilang kenceng, gw pun jadi menyesuaikan dengan sendirinya.

Dulu, waktu awal gw bekerja di law firm, mungkin mabuk2an itu udah jadi hal yang biasa. Biasanya kita jadiin minuman mahal tsb jadi pelarian kita yang merasa stress setelah bekerja dikantor. Gatau kenapa masa2 itu adalah masa terindah karena disana bisa kenal banyak orang yang kerja di berbagai bidang, ngasih2 kartu nama, padahal kita tau mereka juga ga akan pernah menghubungi/menggunakan jasa Loyer. Berasa sok hebat karena punya kenalan partner atau polisi yang mungkin bisa bantuin kita kalo ada masalah sama orang yang sama-sama dibawah pengaruh alkohol..haha engga deh, gw ngga se-alay itu. Gw masih bisa kontrol, dan mungkin yang tadi gw kasihtau itu adalah pemikiran Loyer2 baru yang masih sok2 hebat dan anggar jago karena mereka anggap profesi mereka (Loyer) adalah profesi yang keren dan dianggap keren oleh para masyarakat awam. Banyak emang yang kayak gitu. Mati aja lo.

By Blood

Gw adalah manusia keturunan salah satu suku minoritas di Indonesia, tapi merupakan suku mayoritas di profesi gw ini. Jadi ketika setiap tukeran kartu nama ke sesama Loyer atau klien perusahaan atau klien dari Loyer lawan, biasanya mereka langsung bahas nama belakang gw ini karena mereka ada temen atau kenalan yang namanya sama kaya gw, yang mana ini cukup annoying buat gw, karena gw tau itu cuma basa-basi semata. Di keluarga gw emang dari dulu udah biasa berdebat, jadi kalo orang lain kira gw itu suka marah2 sebenarnya enggak juga (di sisi lain gw emang suka marah2 hehe), gw cuma suka ngelawan argumen orang yang menurut gw nonsense dan ga masuk akal, kalo gw emang setuju atau menurut gw argumen orang tsb menarik dan merupakan ilmu baru buat gw, gw akan diem dan dengerin orang itu ngomong sampe selesai (sambil nungguin dia salah2 ngomong (atau dalam bahasa enggres, istilahnya lidahnya kepeleset) biar bisa langsung gw gas balik hehehe).

Banyak Loyer2 dari keturunan seperti gw ini yang cuma banyak bacot, mereka gatau sebenarnya dasar2 mereka ngomong itu. Mungkin karena tau dikit, mereka merasa udah tau. Gw sendiri benci sama mereka yang kaya gitu, ga terhormat sama sekali, gw ga bangga sama suku ini (bahkan terkadang benci) kalo tiba2 ketemu sama orang2 kaya mereka itu yang biasanya gamau dengerin argumen orang lain, tapi udah duluan mereka selak, dengan menimpali dengan argumen nonsense dan tak berdasar. Kalo gw dan temen2 gw denger sih langsung ketawa2 aja tanpa menanggapi, ngapain ngabisin waktu untuk tanggapin argumen sampah kaya gitu, billable hour gw mahal boss.

Religion

Tadinya gw gamau bahas tentang agama, tapi sepanjang pengalaman gw bekerja di lawfirm2, yang mungkin emang tempatnya orang2 terpelajar, mereka ga pernah sama sekali membeda2kan agama seseorang (mungkin kalo di tempat umum, kalo di keluarganya mereka sendiri gw gatau). Pikiran Loyer2 atau staff2 di kantor2 hukum biasanya terbuka, mereka ga sok2 pintar agama. Kalau emang salah, kita bilang salah, apapun agamanya.

Kita semua (apapun agamanya di kantor), paling benci sama kaum2 yang sok religius, tapi perilakunya sama sekali tidak memperlihatkan martabat mereka sebagai kaum religius. Gw pun ga jarang ketemu temen yang berpindah haluan dari yang tadinya beragama menjadi tidak beragama, karena kelakuan orang2 yang (mereka anggap) hebat ini. Otherwise, gw ga perlu bahas lebih lanjut tentang agama ini karena pikiran dari Loyer2 ini sebenarnya udah pada kebuka (gw gatau yeh kalo pikirannya Loyer2 gang senggol), dan mengerti bahwa agama adalah keputusan pribadi dari masing-masing pemeluknya.

Again, blog gw ini akan menceritakan pengalaman selama bekerja di law firm, khususnya corporate law firm, guna menjadi wadah bagi orang2 pencari kerja, karena pada saat dulu gw cari2 info soal kerja di law firm, gw sedikit sekali menemukan para Loyer yang mau berbagi pengalaman bekerjanya secara gratis (mungkin karena mereka lebih prefer untuk berbagi pengalaman kepada adik2nya di kampus/almamaternya masing-masing ya).

Sunday lovely sunday. I hereby write this blog as a gesture of my profession, or at least to preserve or fulfill my probono in order to share my experience to the law society.

Cerita lebih lanjut akan gw share di post berikutnya, mudah2an lebih berbobot dari post ini ya. Many thanks.

Salam.

Introduction

Bro and Sis,

Introduction ini sebenarnya adalah semacam disclaimer atau qualifications gw dalam menulis dalam blog ini.

Ga perlu perkenalan karena kalian pun ga perlu tau siapa gw? lulusan sekolah hukum mana? kerja dimana? ganteng atau cantik? agamanya apa? udah nikah atau belom? (siapa juga yang mau tau hal ini). Tujuan blog ini semata-mata hanya untuk wadah bagi mahasiswa mahasiswi Fakultas Hukum (atau mungkin anak SMA juga bisa kali ya) dan civitas hukum lainnya untuk berdiskusi, atau mungkin juga untuk berbagi pengalaman karir saya.

Untuk para loyer atau anak-anak hukum yang baca tidak perlu koreksi gaya penulisan, EYD, singkatan, typos, grammar atau koreksi apapun karena disini saya hanya penulis bebas dan lepas yang jauh dari kata sempurna. Jadi kalau lihat gw mungkin campur2in bahasa Indo dan Inggris ataupun melakukan akrobat2 penulisan, mohon dimaklumi.. hehe

Yang mau kasih masukan atau komentar diperbolehkan (if relevant).

Ini dulu post pertama, untuk selanjutnya akan saya tuliskan di halaman berikutnya. Many thanks.

Salam.

A Lover Once, A Hater Now

Bro and Sis,

Thanks udah mau liat Blog ini.

Perhaps as per today I will share my thoughts or experiences about the legal/law and/or any professions related to the law in Indonesia.

Tujuannya, sekali lagi hanya untuk berbagi pengalaman untuk temen2 di luar sana yang mungkin masih bingung untuk berkarir di dunia hukum.

Byway of introduction, gw adalah seorang laki2, yang dengan penuh keterpaksaan (pada saat itu) untuk ambil kuliah fakultas hukum. Gw gagal dan ga keterima di jurusan pilihan gw pada saat ujian masuk universitas negeri (Perguruan Tinggi Negeri atau “PTN“) beugh.. pake define terms, biar keliatan dikit loyer gitu, padahal kacau. Pada saat itu, gw dihadapkan pada pilihan untuk kuliah di beberapa PTN (yang berbeda) dengan pilihan jurusan yang berbeda, tapi gatau kenapa waktu itu gw pilih fakultas hukum di PTN ini.

Gausah dijelasin panjang lebar, PTN gw ini salah satu (atau bahkan yang terbaik menurut gw) dari beberapa PTN favorit untuk jurusan fakultas hukumnya. Berhubung gw kuliah di PTN, nampaknya nanti kedepannya gw juga akan cerita tentang PTS (Perguruan Tinggi Swasta), tapi nanti. Nanti gw juga akan ceritain tentang masa2 kuliah gw (atau gausah ya..) dikampus gw ini.

Intinya, blog gw ini akan menceritakan pengalaman dari mulai masuk kuliah sampe saat ini, dimana gw bekerja di salah satu corporate law firm terbaik di Indonesia.

Gw sama sekali tidak perduli mau ada yang komentar/nanggepin atau ngga, ga perduli juga dengan alur dari blog ini, mau maju terus atau maju-mundur, otak gw udah cape diperes terus dikantor lo masih mau komentarin soal penulisan gw disini? mati lo. Pokoknya, either this is gonna be good or bad, gw cuma mau mencari wadah untuk berbagi, siapa tau berguna untuk sesama, kalo emang ga berguna yaudah lah yaa.

Happines is only real, when we shared

Kalo boleh cerita sih, gw dulu waktu kuliah anaknya ga aktif banget di organisasi. Cuma ikut satu organisasi akademik dan satu organisasi non-akademik (olahraga). Kebetulan dulu waktu gw masih muda, masih bisa lari2an dan dengan hokinya bisa masuk tim untuk ngewakilin FH di bidang olahraga tersebut.

Sedangkan si organisasi satunya lagi ini.. ya apayaa.. mau dibilang aktif engga.. dibilang ngga aktif juga engga. Dari dulu gw selalu pengang prinsip kalo organisasi itu tempat untuk cari temen sebanyak2nya, mau organisasi apapun. Makanya gw cuma mau fokus di 2 organisasi tersebut, ga peduli sama organisasi sebelah2 lainnya. Alhasil, di organisasi non-akademik ini gw menangin beberapa piala dan di satunya lagi gw lumayan beberapa kali ikut national and international event (lumayan lah ya buat cari temen), kebetulan organisasi yang satu ini lumayan hits bagi anak FH (gausah disebut, nanti dicari2 lagi gw).

Setelah gw lulus kuliah, gw ngganggur, cari kerja, kesana kemari. Ga gampang emang untuk cari kerja bagi fresh grad. Waktu itu gw lamar kerja untuk semua bidang, hukum, ekonomi, kerja jadi marketing, business management, kerja di bank, bodo amat yang penting gw mau kerja dan gamau nyusahin orang tua untuk kasih gw uang bulanan lagi. Mindset gw pada saat itu adalah gw mau kerja apapun sambil cari kerja di law firm untuk jadi seorang lawyer (hereinafter shall be referred to as the “Loyer“).

Alih-alih dapet kerja, gw malah sama sekali ga keterima di perusahaan manapun, even jadi marketing di perusahaan properti pun gw lamar dan ga keterima (sedih ga sih?). Pada saat itu gw sedang gencar2nya kirim2 lamaran via email dan juga drop CV (hard copy) ke lawfirm2 besar di wilayah segitiga emas. Lawfirm2 di wilayah ini emang favorable banget dan mungkin emang primadona bagi mahasiwa2 fak.hukum yang emang mau jadi loyer. Karena banyaknya lamaran yang gw kasih, akhirnya gw juga sering ikut test2 di lawfirm2 dan interview, meskipun banyak juga yang akhirnya ga ngasih gw kabar lebih lanjut (atau ditolak), sampe akhirnya gw dapet kerjaan di salah satu lawfirm keren di wilayah yang tadi gw sebutkan di atas.

Jadi Trainee/Junior Associate

Masa2 dimana gw dan mungkin teman2 lainnya yang pernah merasakan, mau mati dan mungkin bisa dibilang sebagai suatu sistem hyper-perbudakan, yang telah terstruktur secara sistematis dan masif oleh para kantor2 law firm jahanam (ga semuanya sih). Kenapa gw bilang jahanam, karena ga sedikit dari kantor2 lawfirm ini memperlakukan trainee/junior associate nya ugal2an. Ada yang sampe masuk rumah sakit dan mungkin meninggal (seriusan). Jadi, buat lo yang emang berminat mau jadi Loyer, mungkin bisa jadi pertimbangan (pertimbangan apaan coba).

Sebenarnya profesi Loyer (ataupun semua profesi di muka bumi) ini pasti banyak yang suka atau benci sih, karena sebetulnya pada dasarnya semua pekerjaan itu memiliki tingkat kesulitannya masing-masing. Jadi, ga bisa lo sama2 in atau bandingin susahnya jadi Loyer dengan susahnya jadi dokter, guru, dosen, arsitek, pengusaha, dsb, ga bisa disamakan sama sekali.

Sekian dulu dah tulisan gw ini (hehe ngegantung ya?), gw lanjutkan lagi nanti, kalo emang lagi ada niatan untuk menulis. Soon.

Salam. LN

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai